fbpx
Sabtu, 21 September 2024

TOP-NEWS

| KAMI ADA UNTUK ANDA

Tidak Mudah Hilangkan Politik Uang, Banyak Kecurangan di Pilkades

2 min read

TOP-NEWS.id, JAKARTA – Kepala Staf Kepresidenan Moeldoko mengakui bahwa politik uang dan kecurangan dalam pemilihan kepala desa (pilkades) tidak mudah dihilangkan. Namun demikian, bukan berarti praktik tersebut tak bisa dihindari. Hal ini, Moeldoko sampaikan dalam diskusi daring terkait Pilkades, Kamis (9/9/2021).

“Memang tidak mudah untuk menghilangkan politik uang, kecurangan, atau strategi bobotoh dalam pilkades. Tapi paling tidak budaya itu bisa dihindari sedikit demi sedikit,” kata Moeldoko.

Moeldoko pun mengajak seluruh pihak mendukung pelaksanaan pilkades yang jujur, adil, bersih, dan bermartabat.

Sebagaimana diketahui, pilkades serentak akan digelar di sejumlah daerah di Indonesia tahun ini. Moeldoko juga menyoroti peran kepala desa dalam pengelolaan dana desa.

Moeldoko menjelaskan bahwa dana desa harus dikelola secara transparan, akuntabel, partisipatif, tertib, dan disiplin.

Peggunaan dana desa sebagai bagian dari anggaran pendapatan dan belanja negara (APBN) harus bisa dipertanggungjawabkan ke publik.

“Penggunaannya harus terbuka dan mengakomodir kebutuhan warga, bukan keinginan kepala desanya,” ucap dia.

Moeldoko mengungkap bahwa kendala pengelolaan dana desa umumnya disebabkan oleh sumber daya manusia.

Oleh karenanya, dirinya mendorong para kepala desa menjadi motivator, fasilitator, dan mobilisator agar penggunaan dana desa tepat sasaran dan tepat guna, utamanya dalam penanganan dampak pandemi virus corona.

Sebagaimana yang pernah disampaikan Presiden Joko Widodo, kata Moeldoko, desa merupakan entitas terdepan dalam pembangunan dan ketahanan nasional.

Menghadapi situasi pandemi seperti sekarang ini desa seharusnya berperan aktif untuk ikut memulihkan kondisi, baik kesehatan maupun ekonomi. Untuk itu, pengelolaan dana desa harus tepat sasaran dan tepat guna.

Ia juga menambahkan, selain pengelolaan dana desa, kepala desa harus mampu meningkatkan nilai jual yang dimiliki desa ke pasar dunia.

Dicontohkannya, sebuah desa di Yogyakarta sukses mengekspor hasil kerajinan melalui e-commerce. Dengan mengoptimalkan potensi desa, diharapkan warga menjadi lebih makmur dan sejahtera.

“Potensi itu jangan berhenti hanya sebagai potensi saja, tapi bagaimana kepala desa bisa menunjukkan dan menjualnya,” tandasnya.

Copyright © TOP-NEWS.ID 2024 | Newsphere by AF themes.