fbpx
Minggu, 19 Mei 2024

TOP-NEWS

| KAMI ADA UNTUK ANDA

Boleh Kritik, Mahfud MD Tidak Pernah Anggap Mahasiswa Musuh Pemerintah

2 min read
Menkopolhukam Mahfud MD

TOP-NEWS.id, JAKARTA – Pasca rencana HMI kubu Muis mau demo ke Istana, Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum dan Keamanan (Menkopolhukam) Mahfud MD berdialog dengan para rektor perguruan tinggi negeri dan awasta secara virtual, Kamis (5/8/2021). Dalam kesempatan itu, Mahfud mengatakan bahwa kebebasan berpendapat, khususnya dari para mahasiswa, tetap dijamin selama pandemi.

“Kita tidak menolak kritik sama sekali, jika tidak ada kritik, maka kita sulit mengambil kebijakan mengatasnamakan kepentingan publik,” kata Menkopolhukam Mahfud dalam keterangan tertulis, Jumat (6/8/2021).

Mahfud menegaskan, masukan dan kritik adalah salah satu dasar dalam mengambil kebijakan untuk memperjuangkan kepentingan publik. Urusan kebebasan berpendapat ini menjadi salah satu yang dipertanyakan oleh para rektor. Khususnya di era pandemi.

“Perlu ada kepastian, kaitan dengan kemerdekaan berbicara dan kebebasan mimbar, apakah nanti karena sedikit vokal, karena kondisi pandemi orang-orang sedang sensitif, nanti persoalannya berhadapan dengan aparat. Sehingga orang takut untuk menyampaikan pendapat,” jelas Rektor Universitas Muhammadiyah Tangerang Ahmad Amarullah Ahmad.

Mahfud juga mengaku sangat senang kalau kampus berdialog dengan mahasiswa yang kritis. Ia mangajak pimpinan perguruan tinggi memfasilitasi mereka yang kritis sekaligus difasilitasi untuk berpikir rasional dan bertanggungjawab. Ia pun mengaku tidak pernah menganggap mahasiswa yang kritis itu musuh pemerintah. Apalagi, ia mengatakan mereka bagaimana pun

“Sama sekali kita tidak boleh membungkam sikap kritis mahasiswa, dosen dan lain sebagainya, tapi diarahkan untuk bertanggungjawab. Kalau ada orang kritis itu saya senang, karena mewakili hati nurani saya juga,” ucapnya.

Dialog virtual ini juga dihadiri Menteri Kebudayaan, Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi Nadiem Makarim. Dan yang hadir dalam forum ini, 820 pimpinan perguruan tinggi dari kampus negeri maupun swasta.

Rektor Universitas Andalas Yuliandri juga angkat bicara bahwa tantangan utama perguruan tinggi di masa pandemi adalah peran perguruan tinggi dalam mendukung kondusifitas, terutama aspek politik, hukum, dan keamanan.

“Memang tanpa kita sadari hambatan utama adalah soal komunikasi yang belum terbangun dengan baik, misalnya antara perguruan tinggi dengan mahasiswa,” ujar Yuliandri. Ia pun mengusulkan agar langkah kebijakan pemerintah tersampaikan dengan baik ke masyarakat.

 

Copyright © TOP-NEWS.ID 2024 | Newsphere by AF themes.