fbpx
Minggu, 5 Mei 2024

TOP-NEWS

| KAMI ADA UNTUK ANDA

Tim Kemanusiaan RI Serahkan 5 Ribu Selimut, Tim EMT Indonesia Layani Warga Hassa, Turki

3 min read

(foto:BNPB)

TOP-NEWS.id, HASSA – Tim Kemanusiaan Indonesia menyerahkan bantuan 5.000 selimut untuk korban gempa Turki kepada otoritas setempat. Sementara Tim Darurat Medis atau Emergency Medical Team (EMT) Indonesia mulai melakukan pelayanan kesehatan kepada warga di Kota Hassa, Provinsi Hatay, Turki, Kamis (16/2/2023).

Ketua Tim Kemanusiaan Indonesia Bambang Surya Putra menyerahkan secara simbolis bantuan selimut kepada badan penanggulangan bencana Turiki atau AFAD. Serah terima bantuan berlangsung di gudang logistik AFAD yang berada di Kota Hassa, Provinsi Hatay. Bantuan selimut tersebut diterima Koordinator Gudang AFAD Merve di gudang logistik setempat, Kamis

“Kami menyerahkan bantuan selimut untuk warga di daerah Hassa sejumlah 5.000 buah,” ujar Bambang yang juga menjabat Kepala Pusat Pengendalian Operasi BNPB seperti yang dilansir bnpb.go.id.

Ia berharap bantuan Indonesia ini dapat bermanfaat kepada masyarakat setempat yang terdampak gempa.  Sementara itu, Merve menyampaikan terima kasih atas
segala bantuan yang diberikan masyarakat Indonesia kepada warganya yang tertimpa bencana gempa bumi.

“Dengan bantuan selimut, warga kami dapat memanfaatkannya pada kondisi seperti sekarang ini.” ujar Merve.

Distribusi bantuan selimut ini selanjutnya diserahkan sepenuhnya kepada AFAD.
Pada kesempatan itu, pihak AFAD juga mengungkapkan apresiasi dan terima kasih terhadap bantuan layanan medis berupa rumah sakit lapangan yang beroperasi di Hassa. Pihaknya akan mendukung kebutuhan yang diperlukan untuk operasional rumah sakit.

Tim EMT Indonesia mulai layani warga di Kota Hassa, Hatay, Turki, Kamis (16/2).(foto;BNPB)

Seperti diketahui Tim Darurat Medis atau Emergency Medical Team (EMT) Indonesia sudah mulai melakukan pelayanan kesehatan kepada warga di Kota Hassa, Provinsi Hatay, Turki sejak Kamis (16/2/2023).

Mereka yang berobat merupakan pasien rawat jalan. Sejak beroperasi pada hari ini, sejumlah pasien datang berobat di Rumah Sakit Lapangan Indonesia (RSLI).

Tercatat 23 pasien mengakses layanan medis hingga pukul 21.00 waktu setempat. Saat ini pelayanan medis masih
sebaatas rawat jalan. Namun demikian, fasilitas lain telah terpasang dan menunggu persetujuan dari dinas kesehatan Kota Hassa.

“Kamar operasi lapangan sudah tersetting dengan kapasitas 1 operasi dengan general anaesthesia atau GA,” ujar  dr. Corona, tim dokter dari Muhammadiyah Disaster Management Centre (MDMC) seraya menambahkan kamar tersebut juga dapat melakukan 1 operasi dengan localanaesthesia atau regional anaesthesia secara bersamaan.

Pengoperasian RSLI sangat diharapkan oleh Pemerintah Kota Hassa pascagempa M7,8 yang terjadi pada 6 Februari 2023. Sehari sebelumnya, Rabu (15/2) Wali Kota Hassa Osman Acar menyampaikan pasien akan diarahkan pada pelayanan medis EMT Indonesia.

“Pasien ibu melahirkan dan warga yang trauma akibat kejadian gempa akan dialihkan ke sini (RSLI),” ujarnya saat berada di rumah sakit lapangan.

RSLI yang dioperasikan EMT ini memiliki beberapa tempat fasiltias, seperti ruang tunggu, triase, operasi, farmasi hingga tenda beristirahat para tenaga medis dan relawan.

Sebanyak 27 tenda terpasang di lahan sekitar 2 hektar di wilayah Hassa. Sejumlah tenda tersebut kontribusi dari BNPB, Kementerian Kesehatan, TNI, Polri, PMI dan MDMC.

Hassa merupakan salah satu kota yang terdampak parah gempa M7,8. Kota ini memiliki populasi sekitar 40.000 jiwa.  Pascagempa, dua rumah sakit yang ada di daerah ini kewalahan untuk menangani warga setempat.

Satu rumah sakit di Hatay tidak mampu melakukan tindakan operasi pasien sehingga Gubernur Hatay Ziya Polad menyebutkan keberadaan bantuan medis Indonesia diharapkan dapat meringankan pelayanan kesehatan pada dua rumah sakit wilayahnya.

Ia menambahkan salah satu fasilitas kesehatan tidak dapat memfungsikan ruang operasi yang dibutuhkan untuk penanganan warga gempa maupun pasien lain di kotanya.

EMT tipe 2 yang dimiliki Indonesia ini dikoordinasikan Kementerian Kesehatan. Sebanyak 119 personel yang tergabung dalam EMT terdiri dari Kementerian Kesehatan, TNI, Polri, PAEI, PMI, MDMC, Dompet Dhuafa dan perhimpunan profesi dokter.

Dalam memberikan pelayanan kepada warga, para dokter maupun tenaga medis lain dibantu tenaga penerjemah dari mahasiswa Indonesia yang belajar di Turki.

Copyright © TOP-NEWS.ID 2024 | Newsphere by AF themes.