Studi: Long Covid-19 Pengaruhi Satu dari Tujuh Anak Memiliki Gejala Berkepanjangan
2 min read
TOP-NEWS.id, JAKARTA – Sebanyak satu dari tujuh anak-anak mungkin memiliki gejala berkepanjangan yang terkait dengan virus corona (long Covid-19) beberapa bulan, sekutar 15 minggu setelah dites positif corona.
Hal ini dilaporkan studi Inggris tentang long Covid-19 pada remaja, seperti dilansir Antara, Kamis (2/9/2021).
Menurut studi tersebut, anak-anak jarang menjadi sakit parah karena Covid-19, tapi mereka juga dapat menderita gejala yang berkepanjangan.
Bahkan penelitian juga memberikan pandangan tentang seberapa umum apa yang disebut long Civid-19 dalam kelompok usia.
Studi yang dipimpin oleh University College London dan Public Health England, menemukan bahwa anak berusia 11 hingga 17 tahun yang dites positif terkena virus dua kali lebih mungkin melaporkan tiga gejala atau lebih dalam waktu 15 minggu lebih lambat daripada mereka yang dites negatif.
Para peneliti juga mengatakan bahwa sementara temuan menunjukkan sebanyak 32 ribu remaja mungkin memiliki beberapa gejala yang terkait dengan Covid-19 setelah 15 minggu, prevalensi Covid-19 panjang pada kelompok usia lebih rendah daripada yang ditakuti beberapa orang tahun lalu.
“Secara keseluruhan, ini lebih baik daripada yang diperkirakan orang pada bulan Desember,” kata Profesor Terence Stephenson dari Institut Kesehatan Anak Great Ormond Street UCL.
Temuan ini, adalah pracetak yang belum diabsahkan melalui penelaahan sejawat (peer-review). Para penulis mengatakan bahwa setiap keputusan untuk memperpanjang vaksinasi kepada anak berusia 12 hingga 15 tahun di Inggris tidak mungkin didasarkan pada penelitian ini, karena tidak ada cukup data tentang apakah vaksinasi bisa melindungi dari long Covid-19.
“Kami mendapatkan semakin banyak bukti tentang keamanan vaksin pada anak berusia 12 hingga 15 tahun dan itu lebih mungkin untuk dipertimbangkan,” ujar Liz Whittaker, seorang dokter anak di Imperial College London.