fbpx
Rabu, 1 Mei 2024

TOP-NEWS

| KAMI ADA UNTUK ANDA

Kepada 500 Mahasiswa Asal Suku Nduga, Samuel Tabuni: Sesulit Apapun Kondisi Kita di Kampung Halaman, Kamu Harus Tetap Fokus Kuliah

4 min read

TOP-NEWS.id, JAYAPURAIkatan Pelajar dan Mahasiswa-Mahasiswi Nduga se-Indonesia (IPMNI) menyelenggarakan Musyawarah ke-V 2023 di Aula Museum Expo Jayapura, dengan dihadiri 500 mahasiswa-mahasiswi dari berbagai universitas di Jayapura, Papua dan sekitarnya, Kamis (28/9/2023).

Dalam musyawarah ini, pendiri Yayasan Maga Edukasi Papua (YMEP) Samuel Tabuni, M.Si., MAJed diundang sebagai pembicara pembuka acara dengan tema, “Pentingnya Pendidikan dalam Era Globalisasi”, dalam pemaparannya disambut antusias oleh para mahasiswa asal Suku Nduga, Kabupaten Nduga, Provinsi Papua Pegunungan.

Pendiri YMEP, PLI, dan UIP, Samuel Tabuni, M.Si., MAJed berikan sambutan dihadapan ratusan mahasiswa Suku Nduga pada pembukaan Musyawarah ke-V kegiatan IPMNI di Aula Expo Jayapura, Kamis (28/9/2023). (Foto: Humas YMEP)

Selain memberikan motivasi, berikut ini adalah rangkuman sejumlah poin penting yang disampai Samuel Tabuni sebagai berikut, yakni, pertama, adalah ratusan tahun lalu negara-negara maju seperti Inggris, Portugis dan negara lain sebagainya dalam usahanya menguasai suatu wilayah menggunakan senjata. Yang berkuasa, adalah mereka yang memiliki senjata yang canggih.

Samuel Tabuni menjelaskan bahwa sekarang dalam menaklukkan atau menguasai suatu wilayah tidak melulu soal siapa yang memiliki senjata terbaik, tapi juga siapa yang berpengetahuan, berilmu dan berpendidikan.
Orang cerdas dan berilmu memiliki potensi paling besar sebagai pemilik kekuasaan.

Salah satu mahasiswi peserta Musyawarah IPMNI ke-V 2023, mengajukan tanggapan dan pertanyaan dalam sesi diskusi. (Foto: Humas YMEP)

Kedua, kata Samuel, yakni semua orang muda harus memiliki pemahaman bahwa ibu yang melahirkan perubahan, kemajuan, dan keberhasilan adalah pendidikan.

“Oleh karena itu, kita tidak bisa menafikan bahwa pendidikan adalah bagian penting dalam peradaban suatu bangsa yang ingin maju dan berkembang ke arah yang lebih baik. Orang Nduga tidak boleh mengabaikan pendidikan,” kata Samuel Tabuni, yang juga pimpinan Universitas Internasional Papua (UIP) kepada para mahasiswa dan para tamu undangan dalam keterangannya diterima TOP-NEWS.id, Kamis (28/9/2023).

Ketiga, yaitu jangan habiskan waktu dan energi hanya untuk masalah dan konflik. Fokus kita, adalah menyelesaiakan apa yang telah dimulai dan apa yang tengah dijalani sebagai mahasiswa muapun sebagai mahasiswi. Jangan terpecah konsentrasi hanya, karena konflik yang belum terselesaikan di kampung halaman.

“Kita kerjakan bagian kita dengan fokus belajar dan meningkatkan kapasitas diri sesuai dengan minat dan pilihan yang telah kita ambil di universitas,” jelasnya.

Para mahasiswa-mahasiswi asal Suku Nduga peserta Musyawarah ke-V antusias mendengarkan serta menyimak pemaparan yang disampaikan oleh pendiri YMEP Samuel Tabuni, M.Si., MAJed. (Foto: Humas YMEP)

Dan yang keempat, kata Pendiri YMEP, yaitu jika kelak kamu berhasil jangan melupakan saudara-saudarimu sesama orang Papua yang berada di wilayah-wilayah lain, baik di pegungungan maupun di daerah pesisir-pesisir pantai dan di pulau-pulau.

Sejatinya orang yang berpendidikan, adalah orang yang mampu membangun kerja sama dengan siapa pun, terlebih dengan sesama saudara se-Tanah Papua.

Untuk itu, Samuel Tabuni menyampaikan, jangan memandang saudara-saudari dari suku lain sebagai saingan apalagi musuh. Mereka, adalah keluargamu yang juga hidup dari tanah ini (Papua), mereka yang berada di pesisir adalah pagar rumahmu, oleh karena itu bersatulah dan saling membantu.

“Kelima, kalau kita mau jujur melihat kondisi kita di Nduga atau bahkan di wilayah Papua secara umum memang banyak kekurangannya di sana-sini. Baiklah kita tidak hanya mengkritik menyalahkan orang lain atas ketertinggalan kita, melainkan bertanya pada diri sendiri apa yang bisa dan yang sudah kita berikan untuk mengatasi ketertinggalan atau permasalahan tersebut,” ucap dia.

“Dan keenam, saya ingin agar makin banyak anak-anak Nduga yang mengambil fokus pendidikan di bidang keguruan supaya kelak bisa kembali menjadi guru yang bisa mengajar di sekolah-sekolah di kampung asalnya,” pinta Samuel Tabuni di hadapan ratusan mahasiswa yang hadir.

Menurut Samuel Tabuni, kelangkaan guru di sekolah-sekolah yang ada di pelosok kampung kita adalah sebuah persoalan yang harus secara serius menjadi perhatian kita bersama.

“Tidak mungkin kita memaksa orang lain yang bukan berasal dari kampung kita untuk mendidik anak-anak generesai muda di sana, mereka membutuhkan waktu untuk menyesuaikan dengan alam, budaya dan terkadang sulit untuk bisa berbaur bersosialisasi dengan penduduk setempat. Itulah sebabnya harus kita sendiri yang telah mengenyam pendidikan tinggi di kota ini kembali membangun kampungnya masing-masing dengan menjadi guru,” ungkap pemerhati pendidikan di Tanah Papua ini.

Dikatakannya, harus diingat bahwa makin banyak guru yang mengajar di kampung-kampung, maka akan makin banyak lahir orang-orang hebat di sana.

IPMNI Apresiasi Founder YMEP

Pengurus IPMNI menyampaikan apresiasinya atas kesediaan Founder Yayasan Maga Edukasi Papua (YMEP) Samuel Tabuni meluangkan waktu untuk bertemu dan menyampaikan pemikiran sekaligus motivasi bagi para mahasiswa-mahasiswi asal Suku Nduga yang saat ini sedang menempuh pendidikan tinggi di berbagai kampus dan jurusan.

Apa yang telah dilakukan oleh Samuel Tabuni yang juga adalah putra terbaik asal Suku Nduga dianggap menjadi inspirasi bagi para peserta kegiatan ini, baik itu melalui pendirian lembaga Papua Language Institute, maupun melalui Universitas Internasional Papua.

Musyawarah ke-V IPMNI ini, akan diselenggarakan hingga Jumat, tanggal 29 September 2023 di mana pada hari besok (Jumat, 29/9/2023), adalah agenda kegiatan akan lebih difokuskan pada agenda pemilihan pengurus IPMNI untuk periode yang akan datang.

Sumber: Abdiel F. Tanias
Dir. Media Centre YMEP
Editor: Frifod

Copyright © TOP-NEWS.ID 2024 | Newsphere by AF themes.