fbpx
Sabtu, 18 Mei 2024

TOP-NEWS

| KAMI ADA UNTUK ANDA

KMAN VI Ditutup Meriah, Bupati Jayapura: Inilah Perjuangan Kita, Mimpi dan Kerinduan Kita Terwujud di AMAN

6 min read

TOP-NEWS.id, JAYAPURAKongres Masyarakata Adat Nusantara (KMAN) VI resmi ditutup Ketua Umum (Ketum) Panitia KMAN VI yang juga Bupati Jayapura, Papua Mathius Awoitauw di Stadion Barnabas Youwe (SBY), Minggu (30/10/2022), dengan menghadirkan tarian-tarian dari Nusantara.

KMAN VI yang diselenggarakan di Sentani, Kabupaten Jayapura di wilayah adat Tabi sejak 24 – 30 Oktober 2022 ini begitu meriah. Kemeriahan terlihat di SBY dengan banyaknya penonton yang membludak dengan berdesak-desakan di areal SBY, baik didalam stadion maupun di luar.

Penutupan sambutan yang disampaikan Ketum Panitian KMAN VI yang juga Bupati Jayapura Mathius Awoitauw intinya menyatakan kita sudah mendengar hasil-hasil yang kita capai, dan itulah tekad kita, harapan kita, dan kerinduan kita.

”Kita sudah merumuskan menjadi satu perjuangan di AMAN ini adalah hal yang wajar untuk mendapatkan keadilan di tengah-tengah kehidupan di tempat kita masing-masing,” kata Bupati Jayapura pada penutupan KMAN VI di hadapan para undangan dan penonton yang hadir pada penutupan KMAN VI di SBY.

Bupati Jayapura menyampaikan atas nama Pemkab Jayapura dan Pemkot Jayapura di wilayah adat Tabi berterimakasih untuk seluruh kerjasamanya pihak TNI-Polri serta masyarakat adat dan pemuka agama yang ikut mendoakan suksesnya KMAN VI.

“Saya sampaikan terimakasih kepada seluruh paguyuban Nusantara di Tanah Papua yang sudah ikut menjadi tuan rumah untuk mendukung terselenggaranya kongres ini (AMAN),” kata Bupati Jayapura.

Dimana kegiatan ini, kata Bupati, telah melibatkan banyak masyarakat dalam mendukung acara tersebut, bahkan bukan saja panitia yang kerja, namun pihak gereja-gereja dan masjid-masjid pun menjadi kekuatan menggerakkan seluruh masyarakat yang terlibat, karena kawasan yang diselenggarakan AMAN adalah zona integritas kerukunan umat.

Tidak lupa Mathius Awoitauw juga menyampaikan terimakasih kepada seluruh jajarannya (ASN), karena sudah membantu dan memberikan yang terbaik dan sudah memberikan tempat yang baik, sehingga terlaksana kongres masyarakat adat.

“Kawasan ini adalah ipar dari 14 kampung adat yang membuktikan bahwa kitorang bisa dan kitorang ada. Masyarakat adat sangat kompak dengan pemda, dan ini yang menjadi kekuatan suksesnya kongres ini. Inilah agenda kamu yang akan lakukan yang terbaik dipersembahkan kepada sauadara-saudara kita selama berada disini,” ungkap Bupati Jayapura dengan nada bahagia juga terharu.

“Atas nama pemerintah dan masyarakata adat, kami menyampaikan selamat jalan kepada seluruh peserta dari berbagai komunitas yang sudah hadir. Semoga perjalanan bapak ibu semua berjalan lancar dan sampaikan salam untuk semua bahwa Papua masih dalam Negara Kesatuan Republik Indonesia dan terus menjadi bagian Republik Insonesia,” pungkas Ketum Panitia KMAN VI Mathius Awoitauw.

AMAN Bermanfaat dari Satu Suku ke Suku Lain

Ketua Steering Committee KMAN VI Abdon Nababan mengatakan bahwa masyarakat adat bangkit bersatu, berdaulat, mandiri, dan bermartabat.

 Steering Commitee KMAN VI Abdon Nababan

“Hari ini kita akan menutup perjumpaan kita, kebersamaan kita selama lebih dari tujuh hari. Dan selama tujuh itu kita berdiskusi dengan banyak persoalan terkait masyarakat adat, namun diskusi tentunya membawa inspirasi dari daerah masing-masing,” kata Abdon Nababan pada penutupan KMAN VI di SBY, Sentani, Jayapura, Papua, Minggu (30/10/2022).

Dikatakan Abdon, kehadiran masyarakat adat dari seluruh Nusantara datang di Papua pada acara kongres ini, tentunya kita berbagi di kongres untuk sama-sama merasakan dan menguatkan KMAN.

“Hal ini agar supaya kita bisa saling belajar dan saling mengambil manfaat dari suku yang satu ke suku lainnya, serta kita selanjutnya memutuskan hal-hal apa saja yang akan kita kerjakan ke depannya,” ujar Ketua Steering Committee KMAN VI.

Ia juga menambahkan, dengan kehadiran semua suku dari seluruh Nusantara, tentunya kita akan membawa banyak sekali buah tangan (oleh-oleh) dari Jayapura sebagai kenang-kenangan.

Penutupan KMAN VI dimeriahkan tarian-tarian adat Nusantara di lapangan Stadion Banabas Youwe. (top-news.id)

“Tiga tahun saya bekerja atau diskusi dengan Pemerintah Kabupaten Jayapura untuk memastikan bahwa seluruh peserta kongres ini (masyarakat adat) bisa belajar dari daerah Jayapura. Yaitu, bagaimana masyarakat adat itu dengan pemerintah kabupaten bersama-sama memulihkan masyarakat adat di wilayahnya masing-masing,” ucap Abdon.

Dikatakan Abdon, baginya hari ini (AMAN/Aliansi Masyarakat Adat Nusantara) adalah hari yang sangat penting, dimana dirinya merasakan tidak bisa terpisahkan perjalanannya selama bersama AMAN secara keorganisasian selama tiga hari lalu.

“Saya ucapkan terimakasih kepada seluruh masyarakat adat yang sudah memberikan kepercayaan kepada saya dan ini adalah suatu kehormatan untuk bisa mengabdi bekerja dan berjuang bersama AMAN ikut memikul seluruh penderitaan yang dialami masyarakat adat yang hampir 20 juta orang di Tanah Air,” ungkap dia.

Untuk itu, Abdo menyampaikan beberapa hal kepada para pengurus besar yang sudah terpilih diharapkan dapat menjadi pemimpin AMAN yang tidak diimingi fasilitas.

Pemimpin AMAN tentunya akan bersentuhan dengan banyaknya kepentingan-kepentingan selama perjalanan di lapangan saat mulai bekerja.

Menurutnya, selama berkecimpung didalam masyarakat adat ini, sebagai pemimpin AMAN walaupun tantangan berat kita terus perjuangkan. Komunikasi itu sangat penting dalam kepemimpinan AMAN.

“Kita sebagai pemimpin dengan harus berkomunikasi dengan baik dalam organisasi kita, hal ini agar bisa diterima oleh orang lain. Seorang pemimpin dibutuhkan ketenangan,” jelasnya.

Abdon berharap agar ke depannya, semua masyarakat adat yang hadir bisa bersama-sama teris gerakkan Masyarakat Adat Nusantara.

“Walaupun AMAN ini tidak ada dalam struktur, tetapi kita semua akan mendukung pengurus besar yang sudah terpilih dan tentunya bersama-sama membantu pengurus besar untuk mengerjakan apa yang sudah diamanatkan,” tandasnya.

Walaupun Mahal ke Papua, Kami Tetap Ada”

Kesempatan yang sama, Sekjen AMAN Rukka Sombolinggi berterimakasih atas terlaksananya KMAN berjalan lancar, aman dan sangat luar biasa. Walaupun kedatangan di kongres tersebut anggotanya membiayai diri sendiri untuk datang ke Papua.

Sekjen AMAN Rukka Sombolinggi

“Sebagai anggota memutuskan hadir dengan biaya sendiri, dan kita harus menunjukkan diri di kongres. Walaupun mahal datang ke Papua, namun kami bisa ada di Papua, dan inilah kami, dan kami ada. Kitorang ada kata orang sini (Papua),” ucap Rukka dengan nada bangga.

Kepada anggota AMAN dan calon anggota, Sekjen KMAN VI meminta agar anggota kongres paling lambat tiga tahun ke depan bertekad untuk meresmikan peta wilayah adat.

Dia mengatakan itu, dikarenakan banyak wilayah adat dirusak oleh perbuatan perusahaan-perusahaan yang berada di wilayah adat kita.

“Wilayah adat adalah tanggung jawab kita, dan kita harus pulihkan wilayah-wilayah adat yang sudah dirusak oleh mereka (perusahaan). Kita harus pastikan bumi ini masih menjadi rumah yang baik untuk kita. Kita yang huni. Kita masyarakat adat, disebut sebagai penjaga bumi dan kita harus terus melakukan untuk menjaganya,” urai Rukka.

Rukka juga menjelaskan bahwa negara Indonesia dan seisinya adalah milik kita (masyarakat adat), maka sudah seharusnya kita adil di ruang-ruang yang mana menyangkut hidup kita.

Penonton ramai hadiri penutupan KMAN VI di SBY, Sentani Jayapura, Minggu (30/10/2022). (top-news.id)

“Kita jangan mau diatur dengan cara-cara politik, kita harus tentukan nasib kita sendiri (AMAN), semua yang berbau politik yang mengatur kita, harus dihentikan. Nasib kita adalah keputusan kita, maka kita harus merebut mulai dari kepala desa hingga presiden,” tegasnya.

Seperti salah satu contoh maklumat, “kita harus memperkuat hubungan maklumat kita dengan alam dan hubungan ritual harus kita lakukan dengan kehormatan terhadap pengetahuan yang diwariskan oleh leluhur. Dan harus perkuat makanan pangan obat-obatan.”

Pasalnya, kata Rukka, jika terjadi krisis, maka yang bertahan adalah yang mengandalkan adat. Untuk itu, harus mandiri secara ekonomi, sehingga orang lain bisa, maka kitapun bahagia.

“Begitu juga kekayaan kita harus dikelola secara adil dan instan, kita akan menjadi masyarakat adat yang berdaulat dan mandiri dan bermartabat,” pungkas dia.

“Jadi kita harus kembali mempelajari bagaimana masyarakat adat yang sesuai adat itu sendiri. Kalau bisa seluruh wilayah adat harus menjadi sekolah yang hidup. Sekolah itu tidak perlu gedung tinggi, tapi sekolah adalah alam dari kehidupan itu sendiri,” ujarnya.

Ia juga menambahkan bahwa anak muda kita adalah tanggung jawab kita semua. Karena, terlalu sering anak-anak muda disingkirkan didalam pengambilan keputusan musyawarah di kampung-kampung.

“Anak-anak muda ini menjadi tidak punya tempat dan tidak diajari bagaimana bermusyawarah dan akhirnya anak-anak muda ini membuat organisasi kepemudaan dengan cara mereka sendiri,” katanya.

Acara ditutup doa bersama dipimpin Ketua Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB) Pdt Alberth Yoku.

Reprter: Yusrianto
Editor: Frifod

Copyright © TOP-NEWS.ID 2024 | Newsphere by AF themes.