fbpx
Jumat, 14 November 2025

TOP-NEWS

| KAMI ADA UNTUK ANDA

Insiden Musala Al Khoziny, 60 Orang Meninggal Dunia dan Tiga Lainnya Dalam Pencarian

2 min read

TOP-NEWS.id, SIDOARJO – Pada hari Senin (6/10) mulai pukul 00.00 WIB hingga 18.15 WIB, tim pencarian dan pertolongan (Search and Rescue-SAR) telah menemukan 11 jenazah di bawah puing reruntuhan musala Al Khoziny, Buduran, Kabupten Sidoarjo, Jawa Timur. Temuan tersebut sekaligus menambah deretan korban meninggal dunia menjadi 60 orang.

Atas penambahan tersebut, jumlah korban yang masih dalam pencarian kini menjadi tiga orang. Jumlah ini adalah data perkiraan sementara berdasarkan daftar absensi yang dikeluarkan oleh pihak pondok pesantren.

Selain penemuan jasad dalam bentuk utuh, tim SAR gabungan juga telah mengevakuasi lima potongan anggota tubuh. Seluruh temuan itu telah dibawa ke Rumah Sakit Bhayangkara, Surabaya, untuk identifikasi.

Sementara itu, korban yang dirawat menjadi empat orang setelah diperbolehkan kembali ke rumah. Kemudian yang masih dirawat ada sebanyak 99 orang dan satu lainnya tidak memerlukan perawatan.

“Hingga siaran pers ini diturunkan, tim SAR gabungan terus mengupayakan pencarian di sektor A1 dan A2, yang mana di lokasi tersebut masih terdapat tumpukan beton yang runtuh menimpa bangunan lama,” ujar Abdul Muhari, Ph.D., Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB.

Penanganan insiden runtuhnya musala Al Khoziny telah memasuki tahap akhir pembersihan puing bangunan.

Personil Basarnas, TNI dan Polri melakukan pembersihan puing bangunan ambruknya Musala Pondok Pesantren (Ponpes) Al – Khoziny dengan menggunakan alat berat, pada Senin (6/10) (Foto : BNPB/Bidang Komunikasi Kebencanaan)

Ia menegaskan, proses pembersihan puing dilakukan dengan hati-hati agar tidak menimbulkan kerusakan gedung yang ada di sebelahnya.

Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) menargetkan hari ini, Senin (6/10), semua pekerjaan pembersihan rampung, sehingga seluruh rangkaian operasi SAR diharapkan dapat segera diselesaikan.

Deputi Bidang Penanganan Darurat BNPB, Mayjen TNI Budi Irawan memimpin sendiri proses pembersihan sisa puing di lapangan. Alat berat bergantian peran. Breaker excavator pemecah beton dikerahkan untuk menghancurkan puing dengan dimensi yang lebih besar.

Setelah hancur, bucket excavator mulai mengais puing dan dipindahkan menggunakan dump truk.

“Hari ini kita harapkan akan selesai pembersihan dan evakuasi,” kata Budi.

Insiden ambruknya bangunan empat lantai ini menjadi bencana dengan korban meninggal dunia terbanyak sepanjang Januari hingga Oktober 2025.

Peristiwa ini diharapkan menjadi pelajaran bersama tentang perencanaan pembangunan pengawasan dan evaluasi, serta manajemen kesiapsiagaan masyarakat tentang penyelamatan diri dan evakuasi dalam fase tanggap darurat bencana.

“Di sepanjang tahun 2025, ini menjadi bencana dengan korban yang paling besar menurut data BNPB,” pungkas Budi.

Sumber : BNPB

Copyright © TOP-NEWS.ID 2024 | Newsphere by AF themes.