Harta Bos Bukalapak Tembus Rp 4,78 Triliun
2 min read
TOP-NEWS.id, JAKARTA – Pendiri atau bos Bukalapak Achmad Zaky, masuk dalam jajaran orang terkaya di Indonesia seiring dengan saham PT Bukalapak.com Tbk (terbuka) yang diperdagangkan di bursa saham, Jumat (6/8/2021).
Belanja online Bukalapak menjadi perusahaan teknologi unicorn pertama yang mencatatkan saham di Bursa Efek Indonesia (BEI). Saat pembukaan perdagangan, saham Bukalapak langsung melesat naik 24,71 persen atau menyentuh batas atas alias auto rejection (ARA).
Perlu diketahui, harga saham Bukalapak pada IPO (initial public offering) adalah Rp 850 per saham, dan dalam sehari perdagangan harganya bertengger di Rp 1.060 per saham.
Dalam gelaran IPO tersebut, Bukalapak berhasil meraup dana segar sebesar 1,5 miliar dollar AS atau sekitar Rp 21,9 triliun. Saat ini, valuasi pasar Bukalapak tercatat mencapai 7,6 dollar AS miliar atau sekitar Rp 110,2 triliun.
Zaky pada awal 2020u memutuskan untuk mundur dari jabatannya sebagai CEO Bukalapak yang saat ini dijabat Rachmat Kaimuddin. Walau resmi turun dari jabatannya sebagai CEO, Zaky masih memiliki 4,3 persen dari keseluruhan saham Bukalapak.
Hari ini, Sabtu (7/8/2021), Forbes mencatat, saat ini kekayaan Zaky yang berasal dari kepemilikan sahamnya di e-commerce tersebut mencapai 330 juta dollar AS atau sekitar Rp 4,78 triliun.
Saat Zaky masih menjabat sebagai CEO, Bukalapak masuk dalam kelompok perusahaan berstatus unicorn, atau perusahaan yang mencapai valuasi di atas 1 miliar dollar AS pada 2017.
Pada tahun yang sama, perusahaan tersebut juga meluncurkan platform perantara online dan offline yang juga disebut dengan Mitra Bukalapak.
Zaky mendirikan Bukalapak pada 2010 bersama dengan rekan kuliahnya, Nugroho Herucahyono dan Fajrin Rasyid. Hingga saat ini, laporan keuangan perusahaan tersebut tercatat masih merugi dan pada 2019, Bukalapak sempat memangkas 10 persen dari pekerjanya untuk menjaga efisiensi perusahaan.
Setelah meninggalkan Bukalapak, Achmad Zaky kini sedang mengembangkan sebuah perusahaan modal ventura bernama Init 6, yang bertujuan untuk mengembangkan perusahaan rintisan atau start up tahap awal.
