Harapan Baru: Transplantasi Hati Berhasil Dilakukan di RS Fatmawati
3 min read
(Foto: Kemenkes)
TOP-NEWS.id, JAKARTA – Menteri Kesehatan RI Budi Gunadi Sadikin menegaskan bahwa hati merupakan salah satu organ manusia yang unik karena mampu tumbuh kembali setelah dicangkokkan.
Hal ini ia sampaikan saat menyaksikan keberhasilan operasi transplantasi hati dari seorang anak untuk ayahnya yang menderita sirosis di RS Fatmawati, Jakarta, Rabu (8/10).
“Ada satu organ manusia yang kalau dicangkok bisa tumbuh kembali, yaitu hati,” ujar Menkes.
Dalam kasus ini, Pertiwi, seorang anak, mendonorkan sebagian hatinya untuk sang ayah yang mengalami penyakit hati kronis (sirosis). Meski awalnya sempat ragu, setelah mendapatkan edukasi dari tim dokter, Pertiwi akhirnya mantap menjadi donor.
“Pertama saya takut dan ragu apakah hati saya akan tumbuh lagi. Tapi setelah dijelaskan dokter bahwa hati bisa sembuh dan tumbuh kembali, saya mau mendonorkan hati saya untuk Bapak. Saya ingin Bapak sehat lagi. Setelah transplantasi ini saya sehat, Bapak juga sehat, dan saya sudah beraktivitas seperti biasa,” tutur Pertiwi.
Sebanyak 70 persen organ hati Pertiwi diambil untuk dicangkokkan ke ayahnya. Dalam kurun waktu 5–6 bulan, hati Pertiwi akan tumbuh kembali seperti semula.
Dokter Spesialis Penyakit Dalam RS Fatmawati, dr. Nikko Darnindro, SpPD, menjelaskan bahwa pasien berusia 58 tahun tersebut mengalami sirosis akibat infeksi Hepatitis B kronis.
Selama satu tahun terakhir, pasien berulang kali dirawat karena komplikasi serius seperti penurunan kesadaran dan perdarahan saluran cerna, menandakan fungsi hati semakin menurun.
“Kondisi pasien sudah tidak dapat ditangani dengan pengobatan konvensional. Transplantasi hati menjadi satu-satunya pilihan terapi yang dapat menyelamatkan nyawa,” ucap dr. Nikko.
Donor hati berasal dari anak kandung pasien yang memiliki golongan darah sama dan secara sukarela memberikan sebagian organnya. Persiapan transplantasi dilakukan selama satu hingga dua bulan melalui pemeriksaan menyeluruh terhadap donor maupun penerima.
Prosedur Living Donor Liver Transplantation (LDLT) dilaksanakan pada 23 September 2025. oleh Tim Transplantasi Hati RS Fatmawati bekerja sama dengan Seoul National University Hospital (SNUH) yang dipimpin Prof. Kwang Woong Lee.
“Operasi berlangsung lancar, dan pascaoperasi pasien menunjukkan perbaikan klinis maupun laboratorium yang signifikan,” jelas dr. Nikko.
Saat ini pasien dalam kondisi stabil, kesadaran sudah pulih, fungsi hati membaik, serta telah mendapat edukasi untuk perawatan lanjutan di rumah.
Keberhasilan ini menjadi capaian penting bagi RS Fatmawati dalam memperkuat kapasitas nasional di bidang transplantasi hati. Seluruh pembiayaan operasi ditanggung sepenuhnya oleh BPJS Kesehatan, sehingga pasien tidak terbebani biaya tinggi.
Menkes Budi mengapresiasi keberanian dan kerja keras tim RS Fatmawati.
“Kasus gagal hati di Indonesia masih banyak, tetapi layanan transplantasinya belum siap. Karena itu saya minta RS Fatmawati berani melakukan transplantasi,” ujar Menkes.
Ia menambahkan, tingkat keberhasilan transplantasi hati di Indonesia masih perlu ditingkatkan.
“Tingkat kematian transplantasi hati kita masih 60 persen. Dari 10 pasien, 6 meninggal. Sementara di Korea, dari 10 pasien, 9 selamat. Karena itu saya minta tim Fatmawati belajar ke luar negeri, dan hari ini mereka berhasil membuktikannya,” ungkapnya.
Menkes berharap RS Fatmawati dapat terus melakukan operasi transplantasi hati lainnya serta berbagi pengalaman kepada rumah sakit lain di Indonesia.
Sumber : Kemenkes
(Biro Komunikasi dan Informasi Publik, Kementerian Kesehatan RI)